Anda malu untuk berkonsultasi?? Anda dapat mengirimkan email melalui smpk_marfat@yahoo.co.id. Dijamin kerahasiaan akan terjaga dengan baik.

28 Mei 2008

Menggali Sifat,Bakat dan Kemampuan Anak Lewat Paradigma Kecerdasan Ganda

1. Untuk apa sesungguhnya upaya menggali dan mengembangkan sifat, bakat, dan kemampuan anak? Itulah pertanyaan yang harus diajukan sebelum yang lain-lain.

Memelihara perspektif mengenai tujuan pengembangan sifat, bakat, dan kemampuan anak ini kiranya amat penting agar kita tidak melakukannya demi sesuatu yang salah. Saya kira amat mudah diterima oleh semua orang tua bahwa semua kerepotan ini pada puncaknya adalah untuk mengantar anak menuju suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Bukan demi gengsi, popularitas, dan kekayaan. Yang disebut pertama adalah tujuan, sedang yang terakhir tak lain adalah sarana. Karena itu, tepat sekali menekankan pentingnya orang tua selalu memelihara kesejahteraan emosi anak dalam upayanya menggali dan mengembangkan sifat, bakat, dan kemampuan anak.

2. Meski banyak teori tentang bakat, dan anak berbakat, saya hendak memakai pendekatan kecerdasan ganda (multiple intelligences) yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Pendekatan – bahkan, paradigma – baru ini, menurut saya, bukan saja mengurai dan mencakup aspek sifat, bakat, dan kemampuan sekaligus, melainkan juga mengarahkan agar pengembangan aspek-aspek ini terus memelihara perspektif tentang tujuan akhir dari semua upaya ini : yakni, kesejahteraan dan kebahagiaan anak. Mari kita lihat.

3. Seperti sudah banyak diketahui, Gardner menggunakan kata “kecerdasan: (intelligence) sebagai “pengganti” kata bakat. Tapi, pada saat yang sama, pendekatan ini juga membahas mengenai bagaimana caranya bakat ini perlu dan dapat dikembangkan menjadi kemampuan konkret. Sekaligus, di antara – sejauh ini – sembilan kecerdasan yang diidentifikasikan oleh psikolog ini, terdapat sedikitnya 3 (tiga) kecerdasan yang bisa disebut sebagai sifat-sifat yang dapat menjadikan kecerdasan-kecerdasan (baca : bakat-bakat) yang dimiliki seorang anak benar-benar membawanya kepada kesuksesan dan, pada gilirannya, kebahagiaan hidup.

4. Gardner menyebutkan ada – sedikitnya – 9 (sembilan kecerdasan) yang mungkin dimiliki seseorang :

  • Kecerdasan Pertama : logis-matematis

  • Kecerdasan Kedua : linguistic-verbal (kebahasaan)

  • Kecerdasan Ketiga : spasial-visual

  • Kecerdasan Keempat : musikal

  • Kecerdasan Kelima : kinestetik-ragawi

  • Kecerdasan Keenam : naturalis

  • Kecerdasan Ketujuh : intrapersonal

  • Kecerdasan Kedelapan : interpersonal

  • Kecerdasan Kesembilan : eksistensial

5. Dua kecerdasan pertama biasanya dianggap sebagai satu-satunya faktor serba mencakup (overall single factor) ukuran kecerdasan konvensional yang biasa disebut IQ (Intelligence Quotient) – suatu pemahaman yang diruntuhkan oleh teori kecerdasan ganda ini. Nah, selain menunjukkan bahwa sesungguhnya kecerdasan bisa mengambil bentuk kecerdasan-kecerdasan lainnya – spasial, musikal, kinestetik, dan naturalis – Gardner menyebut jenis-jenis kecerdasan yang belakangan popular disebut sebagai emotional intelligence (EQ) – dalam teori Gardner ditunjukkan dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal --.serta spiritual intelligence (SQ) yang di sini disebut sebagai kecerdan eksistensial. Ketiga kecerdasan yang disebut terakhir ini kiranya harus dipandang sebagai sifat-sifat yang harus dikembangkan pada diri setiap anak apa pun bakat dan kemampuannya demi memastikan bahwa pada puncaknya sang anak akan dapat menjadikan bakat dan kemampuannya itu untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

6. Jika hendak diringkaskan, keenam kecerdasan yang disebut pertama oleh Gardner – logis-matematis, linguistik (kebahasaan), musikal, spasial-visual, kinestetik-ragawi, dan naturalistik – dapat dikelompokkan ke dalam kategori keterampilan yang dibutuhkan sebagai bekal bagi keberhasilan dalam mendapatkan tempat di percaturan peran dan dan dunia kerja. Kecerdasan Keenam dan Ketujuh merupakan sifat-sifat yang penting bagi bukan hanya kesejahteraan emosional, melainkan juga jaminan bagi kemampuan memanfaatkan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mengantar kepada kesuksesan karier. Sedang Kecerdasan Kedelapan mutlak dibutuhkan sebagai jaminan bahwa semua kesuksesan hidup yang bisa dicapai, sebaliknya dari “menggerogoti” kebahagiaan yang seharusnya lahir dari kesuksesan-kesuksesan itu, dapat benar-benar mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup itu sendiri.

7. Nah, seseorang dapat memiliki bakat dan memang memang perlu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang masuk ke dalam kategori pertama itu. Namun, ia tak bisa tidak harus memiliki sifat-sifat yang masuk ke dalam kecerdasan-kecerdasan dalam kategori kedua dan ketiga tersebut di atas. Dalam bahasa yang popular, kecerdasan-kecerdasan kategori kedua dan ketiga itu kiranya bisa disebut sebagai kepribadian (personality), budi pekerti, dan kesadaran keagamaan. Mudah-mudahan tidak berlebihan bahwa, meski pendidikan menyangkut proses penanaman keterampilan-keterampilan atau – dalam bahasa Gardner – kecerdasan-kecerdasan praktis, pada akhirnya pendidikan bertujuan penanaman keterampilan-keterampilan hidup (life skills) yang akan membawa seseorang kepada kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.

8. Jika kita pinjam peristilahan yang diperkenalkan oleh UNESCO, maka kita dapati bahwa, pada akhirnya, pendidikan bertujuan penanaman sikap untuk mau belajar terus-menerus seumur hidup yang mencakup :

  • Belajar cara untuk tahu (learn how to know)

  • Belajar cara untuk hidup (learn how to be)

  • Belajar cara melakukan (learn how to do)

  • Belajar untuk hidup bersama orang lain (learn to live together)

Catatan : Mungkin karena konstrain sekularistik, UNESCO tidak melengkapi semuanya itu dengan aspek “Belajar untuk Hidup Bersama Tuhan” meski sesungguhnya kebutuhan akan Tuhan dan keberagamaan makin diakui sebagai kebutuhan dasar manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup (Baca survey Majalah TIME tentang kembalinya agama dan Tuhan dalam kehidupan masyarakat Amerika Serikat, atau buku Varieties ofReligious Experience karya William James dari kelompok buku klasik atau SQ yang lebih mutaakhir, atau pun tulisan-tulisan semacam “Desecularisation of the World” karya sosiolog terkemuka Peter L. Berger, untuk sekadar menyebut beberapa contoh saja.

9. Kembali kepada persoalan cara untuk mengembangkan sifat-sifat , bakat dan kemampuan anak. Perlu untuk ditegaskan di sini bahwa : Pertama, pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan – atau bakat -- sendiri. Kecerdasan itu bisa satu bisa lebih. Kedua, bakat bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan anak di bidang tertentu. Sudah banyak diketahui bahwa bakat tak banyak gunanya jika tak digali dan dikembangkan dengan dorongan minat yang memadai. Tapi, sebaliknya juga, sesorang anak dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu lewat latihan-latihan yang intensif meski barangkali dia tak memiliki bakat khusus di bidang itu. Penelitian-penelitian belakangan menunjukkan bahwa seorang anak yang mengalami problem autisme, bahkan mengidap Down syndrome, dapat hidup secara sukses dan sejahtera berbekal keterampilan-keterampilan yang diperlukan sebagaimana lazimnya anak-anak yang tak memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus jika saja ia mendapatkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang diperlukannya. Ketiga : Meski diidentifikasi sebagai telah memiliki bakat tertentu, ada baiknya anak dilatih untuk memiliki kemampuan lain, mengingat beberapa kemampuan diperlukan untuk mendukung kemampuannya memanfaatkan secara maksimum bakat atau kemampuan-utama yang dimilikinya, di samping kemampuan-kemampuan tersebut sedikti atau banyak juga diperlukan bagi pencapaian tujuan puncak semua pendidikan, yakni mengantar anak untuk meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Termasuk di dalamnya : kemampuan (kecerdasan) kebahasaan (linguistik), musikal, kinestetik (olah-raga, termasuk tari), dan sebagainya.

14 Mei 2008

Belajar Efektif Menjelang Tes

Walaupun di benci, ujian akhir dan tes sangat berpengaruh pada hasil nilai rapor nanti. Pertanyaannya, adalah bagaimana caranya agar ujian nanti tidak gagal. Tips di bawah ini akan membantu kamu-kamu dalam menghadapi test atau ujian akhir. Yang penting, bukan working harder, tapi studying smarter.

Persingkat Catatan Pelajaran
Agar ujian bisa sukses, kunci pertama adalah cara kita mencatat pelajaran dari guru. Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang dan bertele-tele. Sebaliknya, kita harus belajar hanya mencatat pokok-pokok kunci dari materi yang diberikan guru. Karena mencatat dan menulis tidak mungkin dilakukan pada saat yang sama, pada saat guru berhenti sebentar ketika mengajar, langsung buat pokok-pokok materi di buku atau kertas. Malamnya, sediakan waktu 5 menit setiap hari untuk membaca ulang catatan pokok-pokok pelajaran. Dijamin, kamu tidak akan terkantuk-kantuk membacanya. Mengerti Seluruh Materi Ujian Sehari sebelum ujian dimulai, langsung tanya guru materi apa saja yang kamu masih tidak begitu paham. Mungkin proses kimia, pembuatan matriks atau beda novel dan cerber. Apapun. Tanyakan segera. Dengan cara ini, kamu secara psikologis sudah siap mental karena meskipun belum terhapalkan, secara konsep , tidak ada materi yang belum dipahami.

Pilih Waktu Belajar Yang Tepat.
Seringkali kita memutuskan untuk tidur dulu 1-2 jam sebelum bangun dan belajar, Salah Besar. Kenapa? Karena apabila kita belajar pada saat badan masih segar, paling bagus sebelum makan malam dan beberapa jam sesudahnya, proses belajar akan lebih cepat. Sehingga kita tidak perlu belajar sampai larut malam. Hasilnya, karena tidur cukup, pada saat kita mengerjakan tes keesokannya, badan jauh lebih segar dan ingatan lebih lancar. Dijamin.

Bentuk Kelompok Belajar
Walau kedengarannya kuno, metode kelompok belajar tetap efektif. Caranya , adalah kumpulkan 4-5 orang teman dalam satu kelompok belajar. Kemudian, bagi rata materi yang akan ditanyakan dalam tes kepada setiap anggota. Kemudian, setiap anggota diharuskan mempelajari materi yang telah dipilih hingga paham dan mengajarkan ulang ke anggota kelompok belajar lainnya. Setiap anggota harus benar-benar mengerti topik yang diajarkan salah seorang temannya sebelum pindah giliran. Dengan cara ini, dijamin kamu tidak akan mengantuk. Karena suasana belajar, yang memang sedikit membosankan, akan jauh lebih fun.

Pilih Tempat Belajar Yang Tenang
Kunci lainnya dalam belajar adalah jangan pilih tempat belajar yang berisik dan banyak gangguan. Satu lagi, matikan televisi dan radio sewaktu belajar.

Pelajari Materi Yang Masih Belum Dipahami
Jangan buang-buang waktu mempelajar item yang sudah kamu kuasai. Ganti dengan memilih materi yang masih belum dimengerti dan pelajari terus sampai akhirnya kamu bisa membuat konsep dengan bahasa kamu sendiri.

Buat Rencana Belajar
Mulai belajar dengan membuat daftar target yang ingin kamu capai. Misal, 1. Baca ulang kesimpulan bab. 2. Menghapal Vocabulary. 3. Pilih satu konsep materi, seperti proses pencernaan hewan berkaki empat, dan buat target untuk bisa menjelaskan ulang konsep itu dengan lengkap. Setelah daftar target lengkap, mulai belajar sesuai urutan daftar. Hanya berpidah ke target nomor dua apabila target nomor satu telah tercapai.

Jangan Lupa Istirahat
Belajar tanpa jeda juga dilarang lho. Setiap 30-45 menit, berdiri,berjalan keliling ruangan atau kalau mau dance juga dibolehkan. Kalau mau nyemil, juga boleh asal jangan terlalu banyak. Setelah itu, kembali lagi ke buku. Terakhir, jangan stress. Just do your best. Kalau kamu sudah melakukan tip-tip diatas, sebenarnya kamu sudah memperbesar peluang untuk bisa mencapai skor yang bagus. Good Luck.

Menghilangkan Kebiasaan menunda

Apakah kamu mempunyai kebiasaan menunda pekerjaan penting? Tugas dari guru, target kerja panitia OSIS atau membantu orangtua biasanya pekerjaan-pekerja an yang selalu kita tunda. Kebiasaan jelek ini harus cepat-cepat kita hentikan. Memang tidak mudah, tapi bukannya tidak mungkin. Ikuti tips dibawah ini dan coba sekarang juga.

  1. Untuk memulainya, pilih salah satu tugas, projek atau pekerjaan yang sekarang harus kamu selesaikan. Pilih tugas yang tidak terlalu berat tapi juga jangan terlalu mudah. Sekarang mulai dengan menjawab pertanyaan berikut:

    Sebenarnya apa yang ingin kamu kerjakan

    Tentukan tujuan akhir yang ingin dicapai.

    Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan agar tujuan itu tercapai? Ingat tidak perlu terlalu detail , cukup garis besarnya saja.

    Apa saja yang telah kamu kerjakan hingga saat ini?

    Mengapa kamu ingin melakukan tugas ini ?

    Apakah motivasi terbesar kamu dalam mengerjakan tugas ini? Tidak usah khawatir apabila motivasi kamu ternyata bukan sesuatu yang positif. Ini adalah permulaan yang jujur. Namun, cobalah untuk merubahnya menjadi kalimat yang positif. Kamu pasti akan terkejut melihat hasilnya.

    Apakah ada manfaat lain dari mengerjakan tugas ini yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh kamu? Berpikirlah kreatif dan berani bermimpi. Dengan cara ini kamu bisa melihat bahwa sebetulnya begitu banyak manfaat positif yang akan kamu nikmati apabila mengerjakan tugas ini.

  2. Setelah itu buat daftar hambatan yang mungkin muncul dalam pengerjaan tugas itu. Kemudian jawab pertanyaan dibawah ini :

    Apakah hambatan tersebut dapat kamu hilangkan ?

    Apa saja faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut? Tidak selamanya harus uang ataupun barang. Mungkin saja waktu yang lebih Longgar, seorang ahli atau bahkan keyakinan diri yang tinggi.

    Cobalah berpikir, apa yang akan terjadi sekiranya projek ini tidak dikerjakan.Langkah ini tidak untuk menakuti kamu, tapi bahkan untuk memotivasi kamu untuk lebih giat.

  3. Buatlah Rencana Pengerjaan Tugas . Rencana ini terdiri dari :

    Garis-garis besar langkah-langkah yang akan dikerjakan. Suatu pekerjaan besar akan terasa lebih ringan apabila dipilah menjadi tugas-tugas kecil. Tambahkan dengan detail dan keterangan tambahan lain seiring dengan kemajuan yang telah kamu capai.

    Buat alokasi waktu untuk setiap langkah yang harus diambil. Jadwal tugas dan waktu ini akan menjadi acuan perkembangan yang telah kamu capai.

    Buat jadwal kerja selama satu bulan atau satu minggu sesui dengan agenda kamu tadi. Langkah ini akan membiasakan kamu untuk menjadi lebih teratur. Selain itu membuat pikiran kamu dalam mengerjakan tugas juga menjadi lebih tenang dan tidak tercampur dengan tugas-tugas lain.

    Tentukan hadiah untuk setiap langkah atau kemajuan yang telah dilakukan.

    Buatlah review hasil kerja dan rencana. Apabila memungkinkan, carilah teman, saudara atau senior yang bisa membantu kamu memotivasi dan memonitor hasil kerja kamu.

  4. Dalam kenyataannya, tidak selamanya rencana dapat dilaksanakan dengan mulus. Karenanya penting untuk mencamkan dalam hati bahwa:

    Setiap kesalahan adalah "pengalaman berharga". Bahkan mungkin pengalaman-pengalaman tersebut lebih berharga dari hasil akhir itu sendiri. Karena pengalaman tersebut akan menghindarkan kamu dari kesalahan serupa di masa mendatang.

    Gangguan dan pelarian. Adakalanya kamu akan merasa bosan dan frustasi, bahkan kadang-kadang tergoda untuk meninggalkan tugas ini. Karenanya, apabila godaan itu muncul, ingatkan diri kamu motivasi dan hadiah yang nanti akan kamu dapat.

    Emosi yang berubah-ubah. Seringkali kita menjadi marah, kecewa atau frustasi apabila ternyata hasil akhir melenceng dari bayangan. Cobalah berpikir bahwa kamu telah melakukan yang terbaik. Dan Tuhan adalah penentu dari segalanya.

    Dan jangan lupa, bermimpilah bahwa kamu berhasil. Dalam hati, selalu buat bayangan apabila kamu berhasil mengerjakan tugas ini. Kamu akan menjadi selalu bersemangat. Percayalah !

Ayo Aktif di Kelas

Sekarang bukan jamannya lagi untuk tidak aktif di kelas alias pasif. Karena sekarang sekolah memberikan penilaian terhadap keikutsertaan aktif di kelas. Kalaupun nilai akademis kita baik tapi tidak ditunjang oleh partisipasi kelas yang memadai bisa jadi nilai akhir keseluruhan tidak akan sebaik yang diharapkan.

Nah, sekarang coba deh tengok lagi kira-kira apa yang membuat kita merasa berat untuk aktif. Umumnya penyebab kita pasif adalah rasa malu, yang timbul karena tidak terbiasa untuk mengungkapkan pendapat secara langsung. Tapi tenang saja, ada solusinya kok. Banyak mencari referensi dari buku supaya kita menguasai materi yang akan didiskusikan. Jadi kalaupun nanti ada perbedaan pendapat, tidak usah khawatir, karena argumen kita ada dasarnya.

Sudah siap untuk terlibat diskusi? Ayo ikuti tip di bawah ini supaya tambah mantap :

  1. Simak baik-baik apa yang guru dan teman-teman lain sampaikan.
  2. Catat poin-poin yang ingin disampaikan, bisa berupa pertanyaan atau tanggapan. Dalam diskusi, pertanyaan sama berharganya lho dengan pendapat karena itu menunjukkan bahwa kita sudah mau mengerti pendapat orang lain.
  3. Sebelum memberi pendapat, lebih bagus lagi kalo kita menyampaikan dulu ringkasan dari pembicara yang sebelumnya. Ini menunjukkan kalo kita menyimak acara diskusi dengan baik.
  4. Sampaikan pendapat dengan lugas, artinya langsung ke inti masalah, tidak putar-putar dulu bisa membingungkan. Kalau perlu lihat catatan yang telah dibuat.
  5. Ketika beragumen, awali dengan mengambil contoh dari sumber referensi tertentu untuk menguatkan dasar argumen.
  6. Begitu selesai menyampaikan pendapat, tidak ada salahnya menanyakan apakah para peserta diskusi telah jelas dengan apa yang kita sampaikan.

10 Cara Pintar Untuk Belajar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.

Atur Waktu Belajarmu Sendiri

Masih bingung mengatur waktu buat belajar? Coba deh simak saran-saran di bawah ini, supaya prestasi akademik kita tambah oke, pikiran tidak ruwet.

1. Perhatikan kapan waktu luang yang kita miliki. Waktu luang di sini adalah waktu yang membebaskan kita dari segala aktifitas sekolah, les tambahan atau kursus keterampilan.

2. Perhatikan juga kondisi yang menurut kita paling fit buat belajar. Misal di malam hari atau justru dini hari sebelum matahari terbit. Ingat lho, tidak semua waktu belajar tuh sama buat semua orang.

3. Catat semua waktu-waktu tersebut. Kita mulai atur waktu luang yang ada untuk porsi belajar dan rekreasi atau istirahat. Buatlah jadwal untuk mengatur waktu belajar, dan jangan lupa untuk menyesuaikan dengan pelajaran yang ada.

4. Sesi belajar ideal adalah 50 menit ditambah dengan waktu selingan untuk istirahat. Kalau sudah merasa bosan, buat variasi dalam belajar. Misal ganti lokasi belajar, atau ajak teman untuk belajar bareng.

5. Jaga motivasi belajar. Caranya bisa dengan membuat target atau mantapkan dalam mental kita kalau dengan belajar suatu materi baru berarti kemampuan kita akan bertambah.

6. Jangan lupa dengan kondisi badan. Kesehatan adalah segalanya. Kalau kita sakit, segala usaha yang sudah dikerjakan akan sia-sia. Maka dari itu, waktu untuk istirahat jangan lupa disertakan dalam agenda jadwal belajar. Sebagai pondasi, selalu makan makanan yang bergizi.

7. Waktu belajar tidaklah selalu diisi dengan mengisi pekerjaan rumah. Buatlah waktu untuk membaca sebuah materi pelajaran dua kali. Pertama, sebelum diterangkan guru supaya kita punya gambaran. Kedua, sesudah diterangkan guru supaya materi dapat terpatri lama di ingatan kita. (bk)