Anda malu untuk berkonsultasi?? Anda dapat mengirimkan email melalui smpk_marfat@yahoo.co.id. Dijamin kerahasiaan akan terjaga dengan baik.

20 Agustus 2008

Tips Bergaul Secara Sehat

Bertemu kawan baru? Pasti sering kita alami dan tidak jarang pula yang biasanya banyak ngomong ,cas cis cus lancar,tiba-tiba menjadi pendiam,grogi,bingung harus berbuat apa.. Agar kita bisa tetap rileks dan tidak salah tingkah,kehabisan bahan pembicaraan,berikut ini beberapa cara dapat kita lakukan.


1. Memulai Pembicaraan dengan Hal hal yang Sudah Pasti

Sering terlintas dalam pikiran kita,bila kita sedang berbicara denga kenalan baru (Jangan-jangan dikira sok kenal dan sok dekat) kita bisa memulai pembicaraan dengan menanyakan alamatnya.pekerjaannya,hobinya,atau hal lain yang sudah pasti.Tetapi kita jangan kecewa bila kawan baru kita hanya menjawab "ya" dan "tidak" bahkan hanya diam saja.Anggap saja belum saatnya kita dapat berkenalan.hindari fikiran yang negatif dan cobalah pada kesempatan lain.

2. Jangan Pernah Mengkritik Diri Sendiri

Ketakutan akan dinilai lawan bicara adalah hambatan yang terbesar untuk berbicara dengan orang lain. Dalam Psikologi dikenal dengan istilah " Self Criticism "(Kritik Diri). Ketakutan di atas merupakan wujud dari kritik diri yang berlebihan. Agar kita bisa dapat berhasil bergaul dengan kawan baru maka kita harus mampu mengendalikan kritik diri.

3. Jangan Mudah Memuji

Jangan sekaligus memberi kritikan sambil memuji seseorang misalnya kita bertemu sahabat pena, lalu kita katakan " Oh ternyata anda lebih cantik dari anda dulu ". Bisa saja dia menganggap bahwa dulu dia tidak pernah kelihatan cantik.

4. Jangan Membicarakan Diri Sendiri

Kita akan dinilai ramah bila kita memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Berikan pertanyaan-pertanyaan singakat agar dia terpancing untuk bercerta,hingga kita menemukan topik yang menarik dan disukai teman baru kita. Tapi jangan sampai terkesan kita sedang melakukan interogasi,karena bisa saja suasana akan menjadi rusak.

5. Bahasa Tubuh yang Ramah

Sikap tubuh yang menimbulkan penerimaan dengan senyuman dan keterbukaan akan menarik perhatian kawan baru kita. Sebab dengan muka masam dan tangan yang dilipat akan mengurungkan niat teman baru kita untuk berbicara dengan kita.

6. Membagi Perhatian dengan Adil

Bila pada saat yang sama kita menjumpai beberapa kawan baru sekaligus,bagilah pembicaraan di tengah-tengah mereka dengan melibatkan berbagai topik. Jangan sampai pembicaraan kita hanya terpusat pada satu orang. Sebab alangkah menyebalkan bila kita diabaikan orang lain.

7. Hindari Perdebatan

Hindari pembicaraan yang dapat memancing perdebatan dan tidak mengenakkan pada lawan bicara kita. Apalagi pembicaraan yang mengandung perbedaan Sara. Alangkah baiknya bila membicarakan hal- hal yang netral dan ringan-ringan saja.

8. Jadilah Pendengar yang Baik

Bila kita tidak tahu apa yang harus kita bicarakan,dengarkan saja lawan bicara kita. Berilah tanggapan dengan komentar-komentar yang segar, sehingga lawan bicara kita merasa dihargai dan dihormati pembicaraannya.

9. Seni Mengelak

Bila kita merasa kawan baru kita adalah lawan bicara yang membosankan (hanya berbicara tentang bengkelnya atau hobinya dengan pertandingan tinju,maka saat dia sedang mencari-cari bahan pembicaraan selanjutnya kita bisa berdalih,"maaf saya ada keperluan sebentar"atau alasan lain. Jangan sampai dia tahu bahwa kita menghindarinya.

10. Sense of Humor

Dengan rasa humor yang tinggi,suasana akan menjadi hangat dan menambah keakraban kita. Kita akan menjadi pribadi yang menarik dengan humor-humor ringan dan disukai lawan bicara kita. Asal tidak menyinggung perasaan dan kita tidak menjadi obyek yang ditertawakan terlebih sampai menyinggungb perasaan orang lain.

Saya harap artikel ini memperlancar perkenalan dengan para calon teman baru anda, dan lebih mempererat hubungan yang telah terjalin dengan kawan-kawan anda.serta menambah pengetahuan dan pengalaman yang baru.

13 Agustus 2008

Menghargai Keunikan Anak

Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda-beda. Oleh karena itu diharapkan orang tua dan pendidik dapat mengenali keunikan-keunikan tersebut dalam bentuk kecerdasan. Dahulu kita mengenal Intelligence Quotient (IQ) yang diperkenalkan oleh Alfred Binet, dimana IQ akan menentukan keberhasilan pendidikan anak. Sedangkan, pada saat ini Gardner telah mengenalkan kita dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) Setiap anak memiliki semua kecerdasan yang disebutkan oleh Gardner, dimana kecerdasan linguistik, logis-matematis, kinestetik-jasmani, musikal, antarpribadi, interpribadi dan naturalis diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki manusia. Setiap anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan setiap kecerdasan yang mereka miliki dengan bimbingan orang tua dan guru. Mereka juga dapat menunjukkan kemampuan yang sesuai dengan kecerdasannya.

Seorang anak yang "bodoh" di dalam kelas, dimana selalu mendapat rangking terakhir bukanlah anak yang tidak cerdas. Setiap anak, pasti memiliki kecerdasan yang disebutkan oleh Gardner. Mungkin anak yang tertinggal tersebut tidak memiliki kecerdasan logis-matematis atau linguistik yang banyak dimaksimalkan di dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kemungkinan dia memiliki kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan antarpribadi, kecerdasaran interpribadi atau kecerdasan naturalis.

Anak anda mungkin senang menulis cerpen, puisi atau juga memiliki prestasi tinggi dalam mata pelajaran menulis. Dari kecenderungannya ini, anak tersebut memiliki kecerdasan linguistik (bahasa). Tapi, jika anda pernah diberi pertanyaan oleh seorang anak seperti "mengapa langit biru" atau "dimana akhir alam semesta", maka anda perlu menyadari bahwa anak tersebut memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengikuti kecerdasan logis-matematisnya. Selain itu, seorang anak juga ada yang lebih senang menirukan gerakan orang lain dari pada menggambar. Jika dia senang bergerak menirukan orang lain maka ia memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani. Kemudian, anak yang lebih senang menggambar dan menonjol dalam mata pelajaran seni memiliki kecerdasan spasial.

Setiap anak juga memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar yang lebih senang diiringi musik biasanya memiliki kepekaan terhadap musik. Menurut Armstrong (2002: 31), anak tersebut memiliki kecerdasan musikal yang perlu diasah dengan memberikan aktivitas belajar melalui musik.

Salah satu cara untuk melihat kecerdasan apa yang dimiliki seorang anak, kita bisa memperhatikan mereka saat bermain. Sering kali ketika bermain, anak lebih senang sendiri atau bergabung dengan teman-temannya. Jika dia lebih senang bersosialisasi dengan teman-temannya atau bahkan belajar bersama-sama, anak tersebut memiliki kecerdasan antarpribadi. Selain itu, anak yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah teman sebayanya juga memiliki kecerdasan ini. Tetapi, jika anak anda lebih senang belajar dan beraktivitas sendiri, maka dia memiliki kecerdasan interpribadi. Biasanya anak tersebut memperlihatkan sikap independen dan kemauan yang kuat.

Lingkungan alam di sekitar kita bisa dijadikan sebagai objek yang menarik bagi anak yang memiliki kecerdasan naturalis. Kecenderungan anak ini akrab dengan hewan peliharaannya atau tumbuhan yang dia rawat. Jangan heran, jika anak anda senang membawa pulang tumbuhan atau hewan untuk ditunjukkan kepada keluarganya.

Dari kedelapan kecerdasan tersebut, orang tua maupun pendidik perlu untuk menyadari adanya perbedaan kemampuan anak. Dari semua kecerdasan ini, anak dapat diarahkan sesuai dengan kecerdasan yang ia miliki. Sekolah, sebagai institusi yang mewadahi pendidikan perlu mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki anak supaya mereka dapat memperkuat kecerdasan yang mereka miliki.

28 Mei 2008

Menggali Sifat,Bakat dan Kemampuan Anak Lewat Paradigma Kecerdasan Ganda

1. Untuk apa sesungguhnya upaya menggali dan mengembangkan sifat, bakat, dan kemampuan anak? Itulah pertanyaan yang harus diajukan sebelum yang lain-lain.

Memelihara perspektif mengenai tujuan pengembangan sifat, bakat, dan kemampuan anak ini kiranya amat penting agar kita tidak melakukannya demi sesuatu yang salah. Saya kira amat mudah diterima oleh semua orang tua bahwa semua kerepotan ini pada puncaknya adalah untuk mengantar anak menuju suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Bukan demi gengsi, popularitas, dan kekayaan. Yang disebut pertama adalah tujuan, sedang yang terakhir tak lain adalah sarana. Karena itu, tepat sekali menekankan pentingnya orang tua selalu memelihara kesejahteraan emosi anak dalam upayanya menggali dan mengembangkan sifat, bakat, dan kemampuan anak.

2. Meski banyak teori tentang bakat, dan anak berbakat, saya hendak memakai pendekatan kecerdasan ganda (multiple intelligences) yang dikembangkan oleh Howard Gardner. Pendekatan – bahkan, paradigma – baru ini, menurut saya, bukan saja mengurai dan mencakup aspek sifat, bakat, dan kemampuan sekaligus, melainkan juga mengarahkan agar pengembangan aspek-aspek ini terus memelihara perspektif tentang tujuan akhir dari semua upaya ini : yakni, kesejahteraan dan kebahagiaan anak. Mari kita lihat.

3. Seperti sudah banyak diketahui, Gardner menggunakan kata “kecerdasan: (intelligence) sebagai “pengganti” kata bakat. Tapi, pada saat yang sama, pendekatan ini juga membahas mengenai bagaimana caranya bakat ini perlu dan dapat dikembangkan menjadi kemampuan konkret. Sekaligus, di antara – sejauh ini – sembilan kecerdasan yang diidentifikasikan oleh psikolog ini, terdapat sedikitnya 3 (tiga) kecerdasan yang bisa disebut sebagai sifat-sifat yang dapat menjadikan kecerdasan-kecerdasan (baca : bakat-bakat) yang dimiliki seorang anak benar-benar membawanya kepada kesuksesan dan, pada gilirannya, kebahagiaan hidup.

4. Gardner menyebutkan ada – sedikitnya – 9 (sembilan kecerdasan) yang mungkin dimiliki seseorang :

  • Kecerdasan Pertama : logis-matematis

  • Kecerdasan Kedua : linguistic-verbal (kebahasaan)

  • Kecerdasan Ketiga : spasial-visual

  • Kecerdasan Keempat : musikal

  • Kecerdasan Kelima : kinestetik-ragawi

  • Kecerdasan Keenam : naturalis

  • Kecerdasan Ketujuh : intrapersonal

  • Kecerdasan Kedelapan : interpersonal

  • Kecerdasan Kesembilan : eksistensial

5. Dua kecerdasan pertama biasanya dianggap sebagai satu-satunya faktor serba mencakup (overall single factor) ukuran kecerdasan konvensional yang biasa disebut IQ (Intelligence Quotient) – suatu pemahaman yang diruntuhkan oleh teori kecerdasan ganda ini. Nah, selain menunjukkan bahwa sesungguhnya kecerdasan bisa mengambil bentuk kecerdasan-kecerdasan lainnya – spasial, musikal, kinestetik, dan naturalis – Gardner menyebut jenis-jenis kecerdasan yang belakangan popular disebut sebagai emotional intelligence (EQ) – dalam teori Gardner ditunjukkan dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal --.serta spiritual intelligence (SQ) yang di sini disebut sebagai kecerdan eksistensial. Ketiga kecerdasan yang disebut terakhir ini kiranya harus dipandang sebagai sifat-sifat yang harus dikembangkan pada diri setiap anak apa pun bakat dan kemampuannya demi memastikan bahwa pada puncaknya sang anak akan dapat menjadikan bakat dan kemampuannya itu untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

6. Jika hendak diringkaskan, keenam kecerdasan yang disebut pertama oleh Gardner – logis-matematis, linguistik (kebahasaan), musikal, spasial-visual, kinestetik-ragawi, dan naturalistik – dapat dikelompokkan ke dalam kategori keterampilan yang dibutuhkan sebagai bekal bagi keberhasilan dalam mendapatkan tempat di percaturan peran dan dan dunia kerja. Kecerdasan Keenam dan Ketujuh merupakan sifat-sifat yang penting bagi bukan hanya kesejahteraan emosional, melainkan juga jaminan bagi kemampuan memanfaatkan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mengantar kepada kesuksesan karier. Sedang Kecerdasan Kedelapan mutlak dibutuhkan sebagai jaminan bahwa semua kesuksesan hidup yang bisa dicapai, sebaliknya dari “menggerogoti” kebahagiaan yang seharusnya lahir dari kesuksesan-kesuksesan itu, dapat benar-benar mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup itu sendiri.

7. Nah, seseorang dapat memiliki bakat dan memang memang perlu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang masuk ke dalam kategori pertama itu. Namun, ia tak bisa tidak harus memiliki sifat-sifat yang masuk ke dalam kecerdasan-kecerdasan dalam kategori kedua dan ketiga tersebut di atas. Dalam bahasa yang popular, kecerdasan-kecerdasan kategori kedua dan ketiga itu kiranya bisa disebut sebagai kepribadian (personality), budi pekerti, dan kesadaran keagamaan. Mudah-mudahan tidak berlebihan bahwa, meski pendidikan menyangkut proses penanaman keterampilan-keterampilan atau – dalam bahasa Gardner – kecerdasan-kecerdasan praktis, pada akhirnya pendidikan bertujuan penanaman keterampilan-keterampilan hidup (life skills) yang akan membawa seseorang kepada kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.

8. Jika kita pinjam peristilahan yang diperkenalkan oleh UNESCO, maka kita dapati bahwa, pada akhirnya, pendidikan bertujuan penanaman sikap untuk mau belajar terus-menerus seumur hidup yang mencakup :

  • Belajar cara untuk tahu (learn how to know)

  • Belajar cara untuk hidup (learn how to be)

  • Belajar cara melakukan (learn how to do)

  • Belajar untuk hidup bersama orang lain (learn to live together)

Catatan : Mungkin karena konstrain sekularistik, UNESCO tidak melengkapi semuanya itu dengan aspek “Belajar untuk Hidup Bersama Tuhan” meski sesungguhnya kebutuhan akan Tuhan dan keberagamaan makin diakui sebagai kebutuhan dasar manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup (Baca survey Majalah TIME tentang kembalinya agama dan Tuhan dalam kehidupan masyarakat Amerika Serikat, atau buku Varieties ofReligious Experience karya William James dari kelompok buku klasik atau SQ yang lebih mutaakhir, atau pun tulisan-tulisan semacam “Desecularisation of the World” karya sosiolog terkemuka Peter L. Berger, untuk sekadar menyebut beberapa contoh saja.

9. Kembali kepada persoalan cara untuk mengembangkan sifat-sifat , bakat dan kemampuan anak. Perlu untuk ditegaskan di sini bahwa : Pertama, pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan – atau bakat -- sendiri. Kecerdasan itu bisa satu bisa lebih. Kedua, bakat bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan anak di bidang tertentu. Sudah banyak diketahui bahwa bakat tak banyak gunanya jika tak digali dan dikembangkan dengan dorongan minat yang memadai. Tapi, sebaliknya juga, sesorang anak dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu lewat latihan-latihan yang intensif meski barangkali dia tak memiliki bakat khusus di bidang itu. Penelitian-penelitian belakangan menunjukkan bahwa seorang anak yang mengalami problem autisme, bahkan mengidap Down syndrome, dapat hidup secara sukses dan sejahtera berbekal keterampilan-keterampilan yang diperlukan sebagaimana lazimnya anak-anak yang tak memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus jika saja ia mendapatkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang diperlukannya. Ketiga : Meski diidentifikasi sebagai telah memiliki bakat tertentu, ada baiknya anak dilatih untuk memiliki kemampuan lain, mengingat beberapa kemampuan diperlukan untuk mendukung kemampuannya memanfaatkan secara maksimum bakat atau kemampuan-utama yang dimilikinya, di samping kemampuan-kemampuan tersebut sedikti atau banyak juga diperlukan bagi pencapaian tujuan puncak semua pendidikan, yakni mengantar anak untuk meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Termasuk di dalamnya : kemampuan (kecerdasan) kebahasaan (linguistik), musikal, kinestetik (olah-raga, termasuk tari), dan sebagainya.

14 Mei 2008

Belajar Efektif Menjelang Tes

Walaupun di benci, ujian akhir dan tes sangat berpengaruh pada hasil nilai rapor nanti. Pertanyaannya, adalah bagaimana caranya agar ujian nanti tidak gagal. Tips di bawah ini akan membantu kamu-kamu dalam menghadapi test atau ujian akhir. Yang penting, bukan working harder, tapi studying smarter.

Persingkat Catatan Pelajaran
Agar ujian bisa sukses, kunci pertama adalah cara kita mencatat pelajaran dari guru. Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang dan bertele-tele. Sebaliknya, kita harus belajar hanya mencatat pokok-pokok kunci dari materi yang diberikan guru. Karena mencatat dan menulis tidak mungkin dilakukan pada saat yang sama, pada saat guru berhenti sebentar ketika mengajar, langsung buat pokok-pokok materi di buku atau kertas. Malamnya, sediakan waktu 5 menit setiap hari untuk membaca ulang catatan pokok-pokok pelajaran. Dijamin, kamu tidak akan terkantuk-kantuk membacanya. Mengerti Seluruh Materi Ujian Sehari sebelum ujian dimulai, langsung tanya guru materi apa saja yang kamu masih tidak begitu paham. Mungkin proses kimia, pembuatan matriks atau beda novel dan cerber. Apapun. Tanyakan segera. Dengan cara ini, kamu secara psikologis sudah siap mental karena meskipun belum terhapalkan, secara konsep , tidak ada materi yang belum dipahami.

Pilih Waktu Belajar Yang Tepat.
Seringkali kita memutuskan untuk tidur dulu 1-2 jam sebelum bangun dan belajar, Salah Besar. Kenapa? Karena apabila kita belajar pada saat badan masih segar, paling bagus sebelum makan malam dan beberapa jam sesudahnya, proses belajar akan lebih cepat. Sehingga kita tidak perlu belajar sampai larut malam. Hasilnya, karena tidur cukup, pada saat kita mengerjakan tes keesokannya, badan jauh lebih segar dan ingatan lebih lancar. Dijamin.

Bentuk Kelompok Belajar
Walau kedengarannya kuno, metode kelompok belajar tetap efektif. Caranya , adalah kumpulkan 4-5 orang teman dalam satu kelompok belajar. Kemudian, bagi rata materi yang akan ditanyakan dalam tes kepada setiap anggota. Kemudian, setiap anggota diharuskan mempelajari materi yang telah dipilih hingga paham dan mengajarkan ulang ke anggota kelompok belajar lainnya. Setiap anggota harus benar-benar mengerti topik yang diajarkan salah seorang temannya sebelum pindah giliran. Dengan cara ini, dijamin kamu tidak akan mengantuk. Karena suasana belajar, yang memang sedikit membosankan, akan jauh lebih fun.

Pilih Tempat Belajar Yang Tenang
Kunci lainnya dalam belajar adalah jangan pilih tempat belajar yang berisik dan banyak gangguan. Satu lagi, matikan televisi dan radio sewaktu belajar.

Pelajari Materi Yang Masih Belum Dipahami
Jangan buang-buang waktu mempelajar item yang sudah kamu kuasai. Ganti dengan memilih materi yang masih belum dimengerti dan pelajari terus sampai akhirnya kamu bisa membuat konsep dengan bahasa kamu sendiri.

Buat Rencana Belajar
Mulai belajar dengan membuat daftar target yang ingin kamu capai. Misal, 1. Baca ulang kesimpulan bab. 2. Menghapal Vocabulary. 3. Pilih satu konsep materi, seperti proses pencernaan hewan berkaki empat, dan buat target untuk bisa menjelaskan ulang konsep itu dengan lengkap. Setelah daftar target lengkap, mulai belajar sesuai urutan daftar. Hanya berpidah ke target nomor dua apabila target nomor satu telah tercapai.

Jangan Lupa Istirahat
Belajar tanpa jeda juga dilarang lho. Setiap 30-45 menit, berdiri,berjalan keliling ruangan atau kalau mau dance juga dibolehkan. Kalau mau nyemil, juga boleh asal jangan terlalu banyak. Setelah itu, kembali lagi ke buku. Terakhir, jangan stress. Just do your best. Kalau kamu sudah melakukan tip-tip diatas, sebenarnya kamu sudah memperbesar peluang untuk bisa mencapai skor yang bagus. Good Luck.

Menghilangkan Kebiasaan menunda

Apakah kamu mempunyai kebiasaan menunda pekerjaan penting? Tugas dari guru, target kerja panitia OSIS atau membantu orangtua biasanya pekerjaan-pekerja an yang selalu kita tunda. Kebiasaan jelek ini harus cepat-cepat kita hentikan. Memang tidak mudah, tapi bukannya tidak mungkin. Ikuti tips dibawah ini dan coba sekarang juga.

  1. Untuk memulainya, pilih salah satu tugas, projek atau pekerjaan yang sekarang harus kamu selesaikan. Pilih tugas yang tidak terlalu berat tapi juga jangan terlalu mudah. Sekarang mulai dengan menjawab pertanyaan berikut:

    Sebenarnya apa yang ingin kamu kerjakan

    Tentukan tujuan akhir yang ingin dicapai.

    Langkah-langkah apa yang perlu dilakukan agar tujuan itu tercapai? Ingat tidak perlu terlalu detail , cukup garis besarnya saja.

    Apa saja yang telah kamu kerjakan hingga saat ini?

    Mengapa kamu ingin melakukan tugas ini ?

    Apakah motivasi terbesar kamu dalam mengerjakan tugas ini? Tidak usah khawatir apabila motivasi kamu ternyata bukan sesuatu yang positif. Ini adalah permulaan yang jujur. Namun, cobalah untuk merubahnya menjadi kalimat yang positif. Kamu pasti akan terkejut melihat hasilnya.

    Apakah ada manfaat lain dari mengerjakan tugas ini yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh kamu? Berpikirlah kreatif dan berani bermimpi. Dengan cara ini kamu bisa melihat bahwa sebetulnya begitu banyak manfaat positif yang akan kamu nikmati apabila mengerjakan tugas ini.

  2. Setelah itu buat daftar hambatan yang mungkin muncul dalam pengerjaan tugas itu. Kemudian jawab pertanyaan dibawah ini :

    Apakah hambatan tersebut dapat kamu hilangkan ?

    Apa saja faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut? Tidak selamanya harus uang ataupun barang. Mungkin saja waktu yang lebih Longgar, seorang ahli atau bahkan keyakinan diri yang tinggi.

    Cobalah berpikir, apa yang akan terjadi sekiranya projek ini tidak dikerjakan.Langkah ini tidak untuk menakuti kamu, tapi bahkan untuk memotivasi kamu untuk lebih giat.

  3. Buatlah Rencana Pengerjaan Tugas . Rencana ini terdiri dari :

    Garis-garis besar langkah-langkah yang akan dikerjakan. Suatu pekerjaan besar akan terasa lebih ringan apabila dipilah menjadi tugas-tugas kecil. Tambahkan dengan detail dan keterangan tambahan lain seiring dengan kemajuan yang telah kamu capai.

    Buat alokasi waktu untuk setiap langkah yang harus diambil. Jadwal tugas dan waktu ini akan menjadi acuan perkembangan yang telah kamu capai.

    Buat jadwal kerja selama satu bulan atau satu minggu sesui dengan agenda kamu tadi. Langkah ini akan membiasakan kamu untuk menjadi lebih teratur. Selain itu membuat pikiran kamu dalam mengerjakan tugas juga menjadi lebih tenang dan tidak tercampur dengan tugas-tugas lain.

    Tentukan hadiah untuk setiap langkah atau kemajuan yang telah dilakukan.

    Buatlah review hasil kerja dan rencana. Apabila memungkinkan, carilah teman, saudara atau senior yang bisa membantu kamu memotivasi dan memonitor hasil kerja kamu.

  4. Dalam kenyataannya, tidak selamanya rencana dapat dilaksanakan dengan mulus. Karenanya penting untuk mencamkan dalam hati bahwa:

    Setiap kesalahan adalah "pengalaman berharga". Bahkan mungkin pengalaman-pengalaman tersebut lebih berharga dari hasil akhir itu sendiri. Karena pengalaman tersebut akan menghindarkan kamu dari kesalahan serupa di masa mendatang.

    Gangguan dan pelarian. Adakalanya kamu akan merasa bosan dan frustasi, bahkan kadang-kadang tergoda untuk meninggalkan tugas ini. Karenanya, apabila godaan itu muncul, ingatkan diri kamu motivasi dan hadiah yang nanti akan kamu dapat.

    Emosi yang berubah-ubah. Seringkali kita menjadi marah, kecewa atau frustasi apabila ternyata hasil akhir melenceng dari bayangan. Cobalah berpikir bahwa kamu telah melakukan yang terbaik. Dan Tuhan adalah penentu dari segalanya.

    Dan jangan lupa, bermimpilah bahwa kamu berhasil. Dalam hati, selalu buat bayangan apabila kamu berhasil mengerjakan tugas ini. Kamu akan menjadi selalu bersemangat. Percayalah !

Ayo Aktif di Kelas

Sekarang bukan jamannya lagi untuk tidak aktif di kelas alias pasif. Karena sekarang sekolah memberikan penilaian terhadap keikutsertaan aktif di kelas. Kalaupun nilai akademis kita baik tapi tidak ditunjang oleh partisipasi kelas yang memadai bisa jadi nilai akhir keseluruhan tidak akan sebaik yang diharapkan.

Nah, sekarang coba deh tengok lagi kira-kira apa yang membuat kita merasa berat untuk aktif. Umumnya penyebab kita pasif adalah rasa malu, yang timbul karena tidak terbiasa untuk mengungkapkan pendapat secara langsung. Tapi tenang saja, ada solusinya kok. Banyak mencari referensi dari buku supaya kita menguasai materi yang akan didiskusikan. Jadi kalaupun nanti ada perbedaan pendapat, tidak usah khawatir, karena argumen kita ada dasarnya.

Sudah siap untuk terlibat diskusi? Ayo ikuti tip di bawah ini supaya tambah mantap :

  1. Simak baik-baik apa yang guru dan teman-teman lain sampaikan.
  2. Catat poin-poin yang ingin disampaikan, bisa berupa pertanyaan atau tanggapan. Dalam diskusi, pertanyaan sama berharganya lho dengan pendapat karena itu menunjukkan bahwa kita sudah mau mengerti pendapat orang lain.
  3. Sebelum memberi pendapat, lebih bagus lagi kalo kita menyampaikan dulu ringkasan dari pembicara yang sebelumnya. Ini menunjukkan kalo kita menyimak acara diskusi dengan baik.
  4. Sampaikan pendapat dengan lugas, artinya langsung ke inti masalah, tidak putar-putar dulu bisa membingungkan. Kalau perlu lihat catatan yang telah dibuat.
  5. Ketika beragumen, awali dengan mengambil contoh dari sumber referensi tertentu untuk menguatkan dasar argumen.
  6. Begitu selesai menyampaikan pendapat, tidak ada salahnya menanyakan apakah para peserta diskusi telah jelas dengan apa yang kita sampaikan.

10 Cara Pintar Untuk Belajar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Yap, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.

Atur Waktu Belajarmu Sendiri

Masih bingung mengatur waktu buat belajar? Coba deh simak saran-saran di bawah ini, supaya prestasi akademik kita tambah oke, pikiran tidak ruwet.

1. Perhatikan kapan waktu luang yang kita miliki. Waktu luang di sini adalah waktu yang membebaskan kita dari segala aktifitas sekolah, les tambahan atau kursus keterampilan.

2. Perhatikan juga kondisi yang menurut kita paling fit buat belajar. Misal di malam hari atau justru dini hari sebelum matahari terbit. Ingat lho, tidak semua waktu belajar tuh sama buat semua orang.

3. Catat semua waktu-waktu tersebut. Kita mulai atur waktu luang yang ada untuk porsi belajar dan rekreasi atau istirahat. Buatlah jadwal untuk mengatur waktu belajar, dan jangan lupa untuk menyesuaikan dengan pelajaran yang ada.

4. Sesi belajar ideal adalah 50 menit ditambah dengan waktu selingan untuk istirahat. Kalau sudah merasa bosan, buat variasi dalam belajar. Misal ganti lokasi belajar, atau ajak teman untuk belajar bareng.

5. Jaga motivasi belajar. Caranya bisa dengan membuat target atau mantapkan dalam mental kita kalau dengan belajar suatu materi baru berarti kemampuan kita akan bertambah.

6. Jangan lupa dengan kondisi badan. Kesehatan adalah segalanya. Kalau kita sakit, segala usaha yang sudah dikerjakan akan sia-sia. Maka dari itu, waktu untuk istirahat jangan lupa disertakan dalam agenda jadwal belajar. Sebagai pondasi, selalu makan makanan yang bergizi.

7. Waktu belajar tidaklah selalu diisi dengan mengisi pekerjaan rumah. Buatlah waktu untuk membaca sebuah materi pelajaran dua kali. Pertama, sebelum diterangkan guru supaya kita punya gambaran. Kedua, sesudah diterangkan guru supaya materi dapat terpatri lama di ingatan kita. (bk)

16 Januari 2008

MENGENAL MASALAH KITA

Mencoba mengenal masalah kita sendiri dengan melingkari nomor-nomor yang ada sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Anda mau mencoba!Silahkan,jika sudah terisi semua kemudian renungkan masalah-masalah yang anda alami dengan sikap terbuka dan cobalah mencari solusi lewat bantuan orang lain yang anda pandang kompeten dalam membantu memecahkan masalah. Tentu saja keputusan terakhir nantinya tergantung anda sendiri

KEADAAN PENGHIDUPAN

1. Uang saku tidak mencukupi
2. Kekurangan buku karena tidak mampu membeli
3. Ayah sudah pensiun dan sudah tidak bekerja lagi
4. Ayah sudah meninggal dan ibu tidak bekerja
5. Terpaksa harus bekerja karena ekonomi tidak cujup
6. Banyak adik yang menjadi tanggungan orang tua
7. Tidak tahu bagaimana cara menambah biaya sekolah
8. Sering pinjam uang
9. Orang tua tidak bekerja sehingga saya harus bekerja
10. Tidak akan melanjutkan sekolah karena soal biaya
11. Ingin mempunyai kamar sendiri
12. Peneranagan lampu di rumah tidak cukup
13. Uanga seklah sering tidak terbayar
14. Selalu berjalan kaki ke sekolah, sedangkan rumah jauh
15. Orang tua tidak mempunyai penghasilan tetap.
16. Uang sekolah terlalu tinggi
17. Tidak ada uang untuk membeli pakaian
18. Ibu harus bekerja untuk biaya sekolah
19. Mengharapkan bea siswa
20. Ikut saudara yang penghasilannya pas-pasan,

KESEHATAN

21. Sering sakit ketika di SD
22. Sering sakit ketika di SMP
23. Jantung sering terasa berdebar-debar
24. Keringat dingin sering keluar saat tidur
25. Kesehatan sering terganggu
26. Pernah dioperasi
27. Merasa terlalu gemuk
28. Merasa terlalu kurus
29. Selalu kurang nafsu makan
30. Merasa kurang bahagia karena cacat
31. Sering kurang dan sulit tidur
32. Merasa lelah dan tidak bersemangat
33. Makanan kurang memenuhi persyaratan kesehatan
34. Kurang makan sehingga sering lapar
35. Sering merasa mengantuk
36. Penglihatan kurang
37. Pendengaran kurang
38. Sering pusing
39. Sering gagap
40. Kurang hawa segar.

PENYESUAIAN TERHADAP SEKOLAH

41. Tidak suka masuk sekolah
42. Ingin sekali pindah sekolah
43. Ingin pindah kelas
44. Merasa kurang dimengerti oleh guu
45. Peraturan sekolah terlalu menekan
46. Pribadi seorang guru menyebabkan pelajaran tidak diperhatikan
47. Beberapa mata pelajaran dianggap tidak perlu
48. Di sekolah tidak dapat memusatkan perhatian
49. Di dalam kelas sering melamun
50. Sering terlambat masuk sekolah
51. Sering absen
52. Merasa kurang disenangi teman-teman di sekolah
53. Seoarang teman selalu menjengkelkan
54. Tidak ada teman yang disukai untuk belajar bersama
55. Sering tidak dapat menyelesaikan tugas sekolah
56. Hubungan dengan guru kurang akrap
57. Catatan pelajaran tidak lengkap dan tidak teratur
58. Merasa diperlakukan tidak adil oleh guru

PENYESUAIAN TERHADAP KURIKULUM SEKOLAH

59. Pelajaran sekolah terlalu berat
60. Engganm mengikuti kegiatan-kegiatan di luar sekolah
61. Sukar mendapatkan buku-buku pelajaran
62. Sulit mengerti isi buku pelajaran
63. Takut terhadap ulangan
64. Pernah tidak naik kelas
65. Tidak suka belajar
66. Sering mendapat angka di bawah standar
67. Tidak pernah belajar bersama teman
68. Sulit dan sukar menangkap mata pelajaran matematika dan fisika
69. Sering kawatir kalau-kalau mendapat giliran
70. Sering mendapat kesukaran mengerjakan perkerjaan rumah
71. Sukar mempelajari ilmu biologi dan kimia
72. Merasa kurang memiliki pengetahuan dasar
73. Sukar menyesuaikan diri dengan suasana belajar di kelas
74. Sulit mengertiu isi buku bacaan yang dibaca
75. Merasa beban pelajaran terlalu berat.
76. Merasa pelajaran tidak berguna

Masa Remaja

Remaja? Tentunya kita sudah tahu satu kata yang mudah kita ingat, Karena kita ada di dalamnya kan? Masa remaja adalah masa yang sangat indah, tetapi juga tidak selalu indah, ada kalanya menyebalkan. Apa benar masa remaja adalah masa yang penuh dinamika? Yaiyalah kita kan sering mengalami sesuatu yang benar – benar menyenangkan sampai lupa belajar, lupa makan, saat duduk bareng, ngobrol dengan si “ dia “ tetapi kadang kita sedih, gelisah mana kala keinginan tidak terpenuhi atau karena sebab yang kita tidak tahu.

Masa remaja adalah masa dimana emosi kita masih sangat labil dan banyak menimbulkan pertentangan dalam diri kita sendiri. Masa remaja merupakan masa dimana kita mencari identitas diri. Karena ingin mencari identitas diri itulah remaja ingin diperhatikan, ingin lebih bebas,tetapi semua itu harus disertai dengan rasa tanggung jawab. Didalam pencarian identitas diri yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Tuhan. Hanya Dialah yang harus diutamalan dalam seluruh hidupnya. Kita harus mengutamakan Tuhan di dalam segala kegiatan yang kita lakukan dalam hidup kita. Tidak sedikit remaja yang melarikan diri di saat harus mengikuti misa. Hal ini justru akan menghambat proses kita untuk mencari identitas diri, karena di saat ada pembinaan hidup rohani kita untuk mengembangkan iman dan kecintaan kita kepada Tuhan, kita malah melarikan diri dari Tuhan.
  1. Sekolah. Sekolah sebagai tempat kita untuk mengembangakan dan menggali potensi, bakat, minat sebagai bekal hidup masa depan. Kita tahu bahwa sekolah adalah tempat yang sangat penting, tetapi sering kita meremehkan sekolah, banyak siswa yang bermental instant maunya belajar dikit hasil maksimal, atau dengan cara – caar lain yang penting nilai baik. Maunya bermain saja, malas mengerjakan tugas, kalau toh dikerjakan yah hanya asal – asalan saja yang penting kerja agar tidak dihukum.Dan masih banyak lagi. Sebenarnya hal tersebut malah merugikan diri sendiri, ilmu yang kita miliki tidak bertambah,belumlagi uang, waktu dan usia akan terbuang dengan percuma. Lalu apa sebenarnya tujuan kita sekolah? Apa hanya sekedar nantinya naik kelas, tentu tidak! Coba kita refleksi diri lagi sebelum terlamabat.
  1. Persahabatan dengan teman – teman. Persahabatan merupakan hubungan kasih antara dua orang atau lebih yang memiliki kedekatn secara psiklogis. Apa yang indah, manis, senang di dalam persahabatan akan tetap abadi bila ada ikatan batin, keterbukaan, kejujuran, kepercayaan sebagai tanda keintiman dalam relasi. Jika salah satu kurang maka persahabatan akan pudar atau tidak bermakna lagi. Maka kita semakin banyak berelasi dengan teman – teman di sekolah, di masyarakat akan membantu kita dalam pencarian identitas diri kita.
  1. Hubungan yang harmonis dengan orang tua. Kita tidak menyadari bahwa orang tua yang selalu kita jumpai hampir tiap hari secara alamiah sangat berperan dalam diri kita di dalam pencarian identitas diri. Orang tua atau keluarga adalah merupakan pendidik yang utama dan terutama. Sejak kita dalam kandungan,orang tua selalu mengusahakan hidup yang baik, dalam hal makan,menjaga kesehatan, bertutur kata, berperilaku dsb.agar kelak tiba saatnya kita dapat lahir dengan selamat, tidak cacat dsb. Sudah pasti kepribadian baik yang kita miliki saat ini adalah hasildari didikan dan jerih payah orang tua. Maka kita harus menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua, hal ini akan membantu dalam proses pencarian identitas diri. Tentu dalam proses pencarian identitas diri akan menemui banyak kendala, tetapi kita harus tetap bertahan dan tabah menghadapinya. Hendaklah dalam menghadapi kendala yang ada kita selalu berdoa, dengan berdoa kita dapat melalui setiap kendala karena Tuhan akan membantunya. Selain itu kita juga harus instrospeksi diri agar tidak mudah jatuh dan kemauan keras sehingga kita dapat melawan hal – hal negatif yang kita jumpai.

Kami berharap khususnya siswa – siswa SMPK Maria Fatima dan remaja yang sempat membaca ini, jalanilah masa remajamu dengan penuh kesungguhan agar masa depanmu akan tercapai dengan baik. Tingkatkan disiplin diri dalam mengatur waktu. Jangan menghabiskan waktu remajamu dengan senang – senang saja. Kesadaran, kemauan, kerja keras itulah yang diperlukan untuk peningkatan kualitas remaja.

Otak Tetap Sehat

Para ahli berpendapat, setiap peristiwa dalamkehidupan meninggalkan bekasnya di otak. Mulai dari bisikan cinta seorang kekasih hingga pada soal nilai gizi makanan. Otak yang tetap sehat, kuat dan cerdas hingga tua terbentuk oleh berbagai interaksi yang terjadi sepanjang hidup. Bagi mereka yang mendambakan kinerja otak terus tajam hingga usia senja, berikut ini ada beberapa hal yang perlu kita simak :

1. Carilah variasi.
Variasi merupakan “ bumbu penyedap “ kehidupan. Pengalaman yang luas akan memperdalam “ waduk “ pengetahuan . Suasana yang menyenangkan akan menyegarkan otak, sebaliknya, tugas – tugas yang tidak menyenangkan membuat otak menjadi tumpul. Catatan : Kegiatan yang bervariasi harus dilakukan dengan rileks.

2. Bersikap Fleksibel.
Kegiatan untuk memperbaiki keadaan dan mencoba hal – hal yang berpengaruh poditif bagi otak ketimbang sikap menentang perubahan. Ya, kita harus bersikap enjoy dalam setiap situasi dan mengikuti berbagai perubahan dengan hatai gembira.

Catatan ingat syair lagu “ Hati senang walaupunk punya uang “ ( dari Koes Plus )

3. Carilah Perdamaian.
Mereka yang sering tertekan, cemas, marah – marah, atau kecewa akan lebih cepat mengalami kemunduran daya kerja otak disbanding dengan mereka yang menikmati hidup dan aktivitas mereka sendiri.

4. Mengembangkan Keahlian.
Pikiran – pikiran tingkat tinggi akan memperjelas kinerja otak. Salah satu caranya adalah dengan banyak membaca dan menulis.

5. Menabunglah Lebih Banyak.
Orang dengan sumber keuangan lebih besar bisa membiayai aktivitas – aktivitas “ Perawatan “ pikiran seperti perjalanan wisata. Ziarah, dan menikmati peristiwa – peristiwa budaya.

6. Memperbanyak Stimulasi / rangsangan.
Dalam lingkungan dengan stimulasi yang kaya, sel – sel otak akan tumbuh 25 & lebih banyak.

7. Mencari teman sebanyak–banyaknya.
Mereka yang paling banyak teman biasanya mendapat skor tertinggi dalamtest – test kognitif, dan mereka yang terlibat dalam banyak ragam kehidupan sosial selalulebih mampu beradaptasi dengan situasi – situasi baru.

8. Berpikirlah Tentang Diri Anda.
Bukan sebagai obyek pasif atas hal – hal buruk yang terjadi, tetapi sebagai agen aktif yang setiap saat mampu mengubah arah kehidupan anda secara keseluruhan.

9. Berdoa dan Kontemplasi.
Renungkanlah peristiwa - peristiwa iman dalam doa dan kontemplasi, kemudian buatlah catatan singkat tentang peristiwa – peristiwa yang kita renungkan. Bila ini dilakukan terus – menerus, maka otak kita akan selalu segar.

10. Mengembangkan pikiran Positif.
Mengembangkan pikiran – pikiran positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai otak kita.

11. Makanan yang bergizi.
Mengkonsumsi menu makanan yang dapat merangsang / menunjang kesehatan otak, seperti buah – buahan, sayuran segar dsb.


Ingatlah, hanya otak yang bisa mengubah arah perjalanan sejarah. Oleh karena itu, rawatlah otak anda dengan sebaik – baiknya.

Sumber berita “ Media Paroki “ Juli 2006

Menghindari Keributan

Suatu permenungan pengalaman sejak kami mengajar di SDK Maria Fatima I Jember (yang sekarang menjadi satu dengan SDK Maria Fatima II Jember) sehingga menjadi satu nama yaitu SDK Maria Fatima Jember. Tepatnya di Jalan Kartini 26 Jember. Kini kami mengajar dan sebagai pembimbing di SMPK Maria Fatima. Kami akan menyampaikan sedikit permenungan pengalaman selama kami mengajar. Terlebih bagaimana menghindari keributan dalam kelas dalam artian saat mengajar mampu tercipta suatu suasana kelas yang aman, terpimpin, aktif dan anak merasa terkayakan oleh apa yang baru saja didengar, dilaksanakan, dikerjakan dll. Memberi petunjuk dalam buku tentang menghindari keributan dalam kelas, tidaklah mudah. Tak terhitung banyaknya sumber yang menyebabkan keributan, yang terpengaruh pada situasi tertentu. Memberi petunjuk untuk tiap pelaksanaan yang cocok dengan situasi tertentu, tidaklah mungkin. Petunjuk dalam buku harus bersifat umum, itulah kelemahannya, tetapi mungkin juga merupakan keuntungan, sebab semua itu diberikan guna menghindari suatu keributan atau kebingungan dalam kelas.

Mari kita mencoba merenungkan atau refleksi diri saat kita dalam kelas sedang mengajar dengan hal–hal di bawah ini. Mungkin banyak jam pelajaran akan berhasil

1. Guru Harus Menguasai Mata Pelajaran

Ini berarti kita harus mempersiapkan tiap mata pelajaran dengan baik, kalau kita kurang menguasai materi pelajaran, takut mengajar, melarang siswa bertanya, tentu hal ini siswa akan merasakan bahwa ada hal–hal yang kurang dalam diri guru, beruntung siswa tidak ada yang protes atau menanyakan pada guru, tetapi hal ini merupakan awal dari ketidak beresan dalam kelas sehingga dalam waktu yang tidak lama siswa akan berisik dan mulai rebut, atau lebih jelek lagi siswa akan putus asa dan berhenti belajar atau tidak lagi mendengarkan keterangan guru, sehingga membuat kita tersinggung dan mulai mengeluarkan kata–kata keras ( membentak dsb ).

2. Pelajaran Harus Menarik

Bagiaman pelajaran akan menjadi sesuatu yang menarik dan berkesan pada ingatan siswa? Wah tentu banyak hal misalnya kita memotivasi siswa, dengan alat peraga sederhana yang bisa dilihat dan dijumpai siswa sehari hari di masyarakat. Alat peraga yang cocok dan menarik akan membuat pelajaran menjadi menarik dan mudah diingat serta berkesan pada siswa, Kita bisa menjadi sumber energi yang baik bagi siswa tetapi juga bisa menjadi sumber untuk rebut.

3. Siswa Harus Belajar Secara Aktif

Siswa yang belajar secara aktif harus mengkonsentrasikan diri pada pelajaran. Ia tidak diberi kesempatan untuk main–main. Disaat pusat perhatian harus tertuju pada materi maka kita harus tegas, mana kala ada saatu siswa yang menyeleweng maka dengan tegas kita menegur secara terdidik, tentu kita terkadang memberi rasa humor sedikit hanya untuk selingan saja. Memang pengajaran secara ceramah saja hampir tidak dapat menghindarkan rebut.

4. Ganti Metode

Murid yang harus belajar 40 menit atau 80 menit atau bahkan 45 sampai 90 menit dengan satu metode saja, biasanya Tanya jawab, tidak dapat berkonsentrasi lagi setelah 20 menit atau 30 menit. Siswa merasa bosan, tidak ikut pelajaran lagi dan mulai main–main, guru yang baik tentu tahu kebiasaan siswanya. Merencanakan penggantian metode sebelumnya. Mungkin rencana pelajaaran tidak sempurna dan guru melihat banyak siswa tidak konsen lagi. Melihat situasi seperti ini kita jangan meneruskan pelajaran menurut rencana, tetapi gantilah dengan metode lain. Misalnya dengan metode kerja kelompok atau memberi tugas untuk kerja sendiri. Kita harus fleksibel dalam metode mengajar.

5. Jangan Mengulangi Jawaban Murid

Semua siswa harus dibuat terpaksa mendengar jawaban teman mereka. Jika jawaban kurang jelas atau kurang baik, suruhlah siswa untuk mengulangi jawabannya supaya siswa mungkin berusaha memperbaiki jawabannya atau mengganti jawaban yang telah disampaikan, jadi bukan guru yang mengulangi jawaban siswa.

Di atas sudah kami sampaikan hal dasar yang bukan saja penting untuk menghindari rebut dalam kelas, tetapi juga untuk pelaksanaan pelajaran yang baik. Jika kita mengikutinya dengan baik dan konsiten tentu keributan akan jarang terjadi.

Tetap kadang–kadang keributan masih terjadi, karena mungkin seorang siswa yang luar biasa nakal, atau suatu peristiwa yang memungkinkan suasana untuk rebut. Mungkin guru terlalu capek sehingga konsentrasi kurang sempurna dsb.

Jika petunjuk pertama diikuti dan kemungkinan rebut masih ada, di sini akan kami sampaikan tambahan yang mungkin dapat membantu para teman guru.

6. Saya Mengerti … tetapi …

Kata “ TETAPI “ merupakan kata yang paling penting di Negara kita Indonesia tercinta ini. Mengaap kata TETAPI tidak dipakai untuk mengajar ?

Seorang siswa mengganggu pelajaran dengan bercakap–cakap, meninggalkan kelas tanpa pamit dll. Guru sering kali berhasil menenangkan siswa dengan kalimat yang diucapkan sesabar mungkin” “ saya mengerti bahwa kamu ingin– ingin ngomong – ngomong denga temanmu (atau peristiwa lain), tetapi kamu juga harus mengerti bahwa kita ingin melanjutkan pelajaran, yang tidak mungkin bisa kalau kamu melanjutkan dengan omong–omong.

7. Mengaitkan Semua Jawaban Siswa dengan Pelajaran

Terkadang siswa yang nakal sering mengutamakan dirinya sendiri, mengejek guru dengans sebuah jawaban yang lucu atau tidak masuk akal. Jika reaksi guru bernada marah, tujuan siswa berhasil. Hasilnya siswa yang lain akan menjawab dengan hal–hal yang lucu dan keributan mulai. Siswa adalah pahlawan pada masa rebut yang diciptakannya. Lebih baik cobalah mengaitkan semua jawaban siswa dengan pelajaran, betapapun lucunya dan tidak masuk akal.

8. Guru Harus Konsekuen

Bagaimana jika semua petunjuk di atas kurang mengena untuk hal – hal yang berhubungan dengan pelanggaran tata tertib sekolah. Pertama – tama guru memberi ancaman. Dalam hal ini janganlah memberi kotbah, makin pendek ancaman makin baik.

Misalnya : “ Nak, satu kali lagi ….. !

Siswa tidak tahu apa yang terjadi jika ia mengulangi kesalahannya ( sering kali guru sendiri tidak tahu ), akibatnya siswa takut. Kalau sampai siswa mengulangi kesalahan tersebut, ia harus diberi sangsi secara padagogis. Itu berarti hukuman harus cocok dengan besarnya pelanggaran / kesalahan siswa.

Jika siswa tidak diberi sangsi, meskipun ia sudah diancam satu kali, ia merasa guru hanya omong kosong saja, guru tidak konsekuen, mungkin ia merasa guru takut.

Peristiwa keributan di kelas hampir tidak mungkin terjadi, mana kala lima petunjuk pertama dilakanakan. 95 % keributan dalamkelas dapat terjadi karena guru kurang menguasai mata pelajaran dan mata pelajaran kurang menarik dan siswa tidak pernah dimotivasikan.

Selamat membaca dan mencoba terutama bagi teman – teman guru yang masih baru. Sumber tuntunan ini kami baca dari buku “ Heinz Kock “ dalam bukunya yang berjudul “ SAYA SEORANG GURU YANG BAIK ? “ dan kami renungkan berdasarkan pengalaman saya menjadi guru mulai tahun 1978 sampai sekarang. (wib)